SLIME SEBAGAI BAHAN PEMBERSIH DEBU

Hi teman teman, aku mau berbagi isi dari karya ilmiah remaja buatan aku. xoxo
SLIME SEBAGAI BAHAN PEMBERSIH DEBU

LEMBARAN PENGESAHAN
JUDUL                        : SLIME SEBAGAI BAHAN PEMBERSIH DEBU
NAMA PENULIS     : PUTRI NADYA FAHMY
NAMA SEKOLAH : SMP NEGERI 2 
KARYA TULIS INI DISETUJUI OLEH GURU PEMBIMBING.

 22 Desember 2016
Mengetahui,                                                               Menyetujui,
Kepala Sekolah                                                         Guru Pembimbing




 ABSTRAK

Slime merupakan salah satu produk yang wajib anda coba karena pembersih debu yang satu ini benar-benar memberikan bukti yang nyata. Gel pembersih ini dapat digunakan untuk menghilangkan debu yang terdapat diberbagai tempat yang sulit dibersihkan. Dengan berbagai pilihan warna yang tersedia, anda bisa memilih salah satu produk dengan warna yang paling anda sukai.warna yang tersedia adalah warna merah muda, hijau apel, ungu, coklat moka, biru eksotik, kuning, dan oranye.
Selain itu, slime merupakan suatu permainan yang sangat di gemari oleh anak-anak sampai remaja.  Bentuknya seperti lumpur dan memiliki tekstur kenyal, Sedangkan lumpur dalam bahasa inggris disebutnya Slime.Jadi kalau disebut lumpur sudah tentu tidak enak kedengarannya karena bermain dengan kotoran, untuk lebih halus bahasanya para penghobinya menyebutnya dengan Slime.
  
ABSTRACT
Slime is one product that you must try for cleaning dust this one actually provides tangible evidence. These gels can be used to remove dust contained in various places that are difficult to clean. With a variety of color options available, you can choose one of the products with your favorite colors. colors available are pink, apple green, purple, brown, mocha, exotic blue, yellow, and orange.
In addition, the slime is a game that really enjoy doing by children up to teenagers. Shaped like mud and has a chewy texture, while the mud in English called Slime. So if they say mud is certainly not bad as it sounds because of playing with dirt, to more subtle language of the penghobinya call with Slime.

MOTTO  DAN PERSEMBAHAN
Motto :
§  Pengetahuan adalah kekuatan.
§  Lebih baik mencobadaripada tidak sama sekali. 
§  Membaca adalah sumber kehidupan.
§  Orang bekerja untuk menyambung hidup, pelajar belajar untuk mendapat ilmu.
§  Mungkin orang dapat lupa akan sesuatu, tetapi janganlah lupa akan jasa-jasa guru.
§  Hargailah karya orang lain, karena dengan menghargai karya orang lain berarti menghargai diri sendiri.
§  Kesuksesan belajar bukan karena kecerdasan akan tetapi karena kesabaran, kemauan, kesungguhan hati serta diiringi dua tangan yang tulus kepada Allah SWT.


Persembahan :
Karya tulis ini penulis persembahkan untuk :
*      Kedua orang tua kami yang telah mendukung baik materi maupun non materil, dan mengarahkan yang terbaik untuk kami
*      Guru pembimbingyang selalu membimbing dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.
*      Teman – teman dan sahabat – sahabat kami yang telah membantu dalam penyusunan karya tulis ini dan memberi semangat sehingga karya ilmiah ini dapat selesai.

 KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Esayang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan karya ilmiah remaja ini yang berjudul “SLIME SEBAGAI BAHAN PEMBERSIH DEBU”dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga karya ilmiah remaja ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Dengan adanya tugas ini semoga dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, kami sadar, bahwa sebagai seorang pelajar yang masih dalam proses  pembelajarannya, penulisan karya  ilmiah  ini  masih banyak  kekurangannya. Oleh karena  itu,  kami sangat mengharapkan adanya  kritik dan saran yang bersifat positif, guna  penulisan  karya  ilmiah yang lebih  baik lagi dimasa yang  akan  datang.
Dalam penyusunan karyailmiah ini penulis banyak mendapat bimbingan dan petunjuk dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1.         Ibu Kepala SMPN 2  yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk membuat karya tulis ilmiah ini.
2.         Ibu Guru Selaku pembimbing yang telah banyak memberikan dukungan, bimbingan, arahan dan koreksi dalam pelaksanaan penyusunan karya tulis ini.
3.         Semua guru SMPN 2  yang telah memberikan dukungan dan kemudahan serta bersedia memberikan informasi kepada penulis dalam penyelesaian karya tulis ini.
4.         Ibu dan Ayah tercinta yang telah memberikan doa dan dukungan sehingga kami dapat menyelesaikan karya tulis ini dengan baik.
5.         Semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat disebutkan satu persatu, sehingga penulis bisa menyelesaikan karya tulis ini.
6.         Akhirnya, kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis serahkan segalanya, seiring doa agar semua pihak yang telah membantu mendapatkan balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa dan penulis mengharapkan semoga karya ilmiah ini bermanfaat dan menambahkan wawasan bagi kita semua.

 22 Desember 2016

Penulis



DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL..................................................................................... 
LEMBAR PENGESAHAN........................................................................ 
ABSTRAK................................................................................................... 
MOTTO DAN PERSEMBAHAN.............................................................. 
KATA PENGANTAR ............................................................................... 
DAFTAR ISI ............................................................................................ 
BAB I   PENDAHULUAN.......................................................................... 
1.1  Latar Belakang Masalah................................................................... 
1.2  Rumusan Masalah.............................................................................
1.3  Tujuan Penelitian.............................................................................. 
1.4  Manfaat Penelitian............................................................................ 
BAB II   TINJAUAN PUSTAKA .............................................................     
2.1      Kajian Teori...................................................................................... 
2.2      Kerangka Berfikir...........................................................................
2.3      Hipotesis ........................................................................................ 
BAB III   METEDOLOGI PENELITIAN.............................................. 
3.1  Tempat dan Waktu........................................................................... 
3.2  Teknik Penelitian.............................................................................. 
BAB IV   HASIL DAN PEMBAHASAN................................................ 
4.1   Hasil Penelitian................................................................................ 
4.2  Pembahasan Hasil Penelitian ........................................................... 
BAB  V   KESIMPULAN DAN SARAN................................................ 
5.1  Kesimpulan....................................................................................... 
5.2  Saran................................................................................................. 
DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 

BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang Masalah
Kegiatan membersihkan debu di rumah kadang tanpa akhir karena begitu selesai dibersihkan, permukaan isi rumah segera ditempeli debu lagi.Debu mengandung partikel-partikel kulit mati, serbuk tanaman kering, sisa-sisa serangga mati, dan lain-lain.

Tapi bagaimanakah jika kita ingin membersihkan debu di selah selah yang sempit seperti di selah keyboard komputer atau laptop? Pasti susah jika kita memakai kemoceng atau pun kain lap. Walau terdengar simpel, cara membersihkan keyboard laptop secara tepat penting diketahui karena apa pun bisa terjadi ketika berurusan dengan peralatan elektronik. Sebagian besar di antara kita jarang terpikir untuk membersihkan laptop, padahal hal ini seharusnya dilakukan secara rutin.Setiap kali mengetik, jari-jari kita mentransfer noda lemak dan kuman yang tidak kasatmata ke keyboard. Idealnya, Anda perlu membersihkan laptop paling tidak seminggu sekali guna menjaganya selalu higienis.
Tidak sulit sebenarnya membersihkan laptop, karena kini sudah terdapat alternative pembersihnya, yaitu slime.
Slime pertama kali dipelajari pada awal abad 20 saat ilmu polimer sintetis ditetapkan, penerapan polimer sintetis itu sudah sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari, contoh dari polimer sintetis itu adalah PVC (pipa paralon, lem), Polietena (kantong plastik), Polipropena (botol plastik), Nilon (tekstil), Teflon (wajan), Poliester (ban mobil), dan sebagainya.
Pada tahun 1920, pemenang Nobel, Hermann Staudinger menetapkan dasar dan pemahaman tentang ilmu polimer. Ia menyarankan model molekul baru untuk polimer dimana molekulnya membentuk suatu rantai, bukan berdiri sendiri seperti yang dikira orang-orang sebelumnya. Pada 1928, model molekul tersebut akhirnya dikonfirmasi oleh dua orang ilmuwan Meyer dan Mark.Mereka mempelajari terus mempelajari model molekul tersebut sehingga pada akhirnya pada tahun 1930an, model molekul Staudinger diterima oleh masyarakat dan mulai diterapkan, inilah masa penggunaan polimer sintetis dalam kehidupan sehari-hari.
Banyak pabrik yang menjual mainan berbahan polimer seperti Slime selama bertahun-tahun. Mainan tersebut tidak hanya diketahui sebagai hiburan untuk anak-anak dan orang dewasa, tetapi juga diketahui dapat membantu mengembangkan ketangkasan dan kreatifitas. Awalnya mainan ini hanya berbentuk seperti tanah liat yang dapat dibentuk. Bentuk dari mainan ini terus berubah dan dimodifikasi seiring berjalannya waktu, seperti penemuan Silly Putty pada tahun 1950an. Pada tahun 1980an, bermacam-macam mainan Slime mulai dipasarkan. Slime tersebut dibuat dari bahan-bahan polimer sintetis seperti Polyvinyl Alcohol (PVA, dapat ditemukan pada lem cair bening), Guar Gums (bubuk yang kaya akan serat) dan sebagainya.
Dengan Slime, barang-barang yang susah dijangkau kemonceng bisa dibersihkan dengan mudah, karena slime itu sifatnya elastis bisa menyesuaikan bentuk.

1.2    Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang diuraikan pada latar belakang diatas, adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
*      Mengapa slime dapat membersihkan debu?
*      Apa saja alat dan bahan untuk membuat slime?
*      Bagaimana cara membuat slime ?
*      Apa saja komponen yang terdapat dalam slime yang dapat membersihkan debu?

1.3    Tujuan Penelitian 
1.3.1        Tujuan Umum
Untuk mengetahui mengapa slime dapat dijadikan sebagai pembersih debu.

1.3.2        Tujuan Khusus
a.       Untuk mengetahui cara membuat slime yang aman dan baik.
b.      Untuk mengetahui kandungan dan komponen yang terdapat dalam slime.
c.       Untuk mengetahui alat dan bahan yang digunakan untuk membuat slime.

1.4     Manfaat Penelitian
*      Dapat mencari alternatif kemoceng serta kain lap sebagai pembersih debu.
*      Dapat membersihkan debu di selah selah yang sulit terjangkau dengan mudah.
*      Dapat menambah wawasan penulis dan pembaca tentang slime untuk pembersih debu.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1  Kajian Teori
2.1.1         Pengertian Debu
Secara alamiah partikulat debu dapat dihasilkan dari debu tanah kering yang terbawa oleh angin atau berasal dari muntahan letusan gunung berapi. Pembakaran yang tidak sempurna dari bahan bakar yang mengandung senyawa karbon akan murni atau  bercampur dengan gas-gas organik seperti halnya penggunaan mesin disel yang tidak terpelihara dengan baik.
Partikulat debu melayang (SPM) juga dihasilkan dari pembakaran batu bara yang tidak sempurna sehingga terbentuk aerosol kompleks dari butir-butiran tar. Dibandingkan dengan pembakaraan batu bara, pembakaran minyak dan gas pada umunya menghasilkan SPM lebih sedikit. Kepadatan kendaraan bermotor dapat menambah asap hitam pada total emisi partikulat debu.
Demikian juga pembakaran sampah domestik dan sampah komersial bisa merupakan sumber SPM yang cukup penting.
Berbagai proses industri seperti proses penggilingan dan penyemprotan, dapat menyebabkan abu berterbangan di udara, seperti yang juga dihasilkan oleh emisi kendaraan bermotor.
1.        Debu adalah partikel padat yang dapat dihasilkan oleh manusia atau alam dan merupakan hasil dari proses pemecahan suatu bahan.
2.        Debu adalah partikel-partikel zat padat yang disebabkan oleh kekuatan-kekuatan alami atau mekanis seperti pengolahan, penghancuran, pelembutan, pengepakan yang cepat, peledakan dan lain-lain dari bahan-bahan baik organik maupun anorganik.

2.1.2        Macam-macam dan Karakteristik Debu
a.         Macam-Macam ;
Secara garis besar debu dapat dibagi atas 4 macam yaitu:
a.       Debu organik adalah debu yang berasal dari makhluk hidup seperti debu kapur, debu daun-daunan dan sebagainya.
b.      Debu biologis (virus, bakteri).
c.       Debu mineral merupakan unsur senyawa komplek seperti arang batu, SiO2, SiO3.
d.      Debu metal  adalah debu yang di dalamnya terkandung unsur-unsur logam (Pb, Hg, Cd, dan Arsen).

b.        Sifat dan karakteristik debu ;
Debu memiliki karakter atau sifat yang berbeda-beda antara lain:
·           Debu fisik (debu tanah, batu, dan mineral).
·           Debu kimia (debu organik dan anorganik).

2.1.3        Dampak dari Debu
Partikel debu selain memiliki dampak terhadap kesehatan juga dapat menyebabkan gangguan sebagai berikut:
a)        Gangguan aestetik dan fisik seperti terganggunya pemandangan dan pelunturan warna bangunan dan pengotoran.
b)        Merusak kehidupan tumbuhan yang terjadi akibat adanya penutupan pori pori tumbuhan sehingga mengganggu jalannya fotosintesis.
c)        Merubah iklim global regional maupun internasional.
d)       Menganggu perhubungan/ penerbangan yang akhirnya menganggu kegiatan sosial ekonomi di masyarakat.
e)        Menganggu kesehatan manusia seperti timbulnya iritasi pada mata, alergi, gangguan pernafasan, dan kanker pada paru-paru. Efek debu terhadap kesehatan sangat tergantung pada:
·         Solubity (mudah larut)
·         Komposisi kimia
·         Konsentrasi debu
·         Ukuran partikel debu.

2.1.4        Slime
Slime itu adalah mainan unik yang terbuat dari pencampuran lem (PVC dan PVA) dengan cairan borax (tenang, borax itu adalah zat yang sama yang terdapat pada deterjen agan/sista dirumah). 
Secara ilmiah, slime dikategorikan dalam cairan non-newtonian. Cairan non-newtonian itu adalah sifat cairan yang tidak mengikuti hukum Newton, dimana hukum Newton itu menyatakan bahwa tingkat kekentalan cairan itu konstan dan tidak berubah, seperti air akan terus cair dan encer mengikuti wadah dan menyesuaikan bentuk tak tergantung berapapun tekanan yang diciptakan pada air tersebut. Nah beda dengan slime, cairan ini tidak seperti air, tingkat kekentalannya akan berbeda tergantung tekanan yang diberikan pada cairan ini, misal tekanannya rendah ia akan mengalir secara perlahan, tapi jika tekanannya tinggi (dibanting, dirobek) ia akan menjadi keras dan tidak cair.
2.1.5        Komponen Slime
Komponen dasar slime adalah karet polisakarida guar atau alkohol yang mengandung polimer (seperti polivinil alcohol), dan ditambah dengan natrium tetraborat. Di Indonesia sendiri banyak yang bereksperimen untuk membuat Slime menggunakan bahan polivinil asetat, yang biasanya ada di lem dan ditambah dengan slime activator (bahan yang bisa digunakan untuk menggumpalkan cairan slime). Ada banyak bahan yang bisa digunakan sebagai slime activator, contohnya seperti borax bubuk, obat tetes mata, air softlens, beberapa jenis deterjen cair, deterjen bubuk dan obat sariawan GOM. Hasilnyapun bermacam – macam, ada yang hanya putih polos, ada juga yang berwarna bening, warna pelangi dan masih banyak lagi. Berikut penjabarannya:

1.      Polinivil Alcohol
Poli (vinil alkohol) (PVOH, PVA, atau PVAl) merupakan polimer sintetik yang larut dalam air. Memiliki rumus ideal [CH2CH (OH)]. Hal ini digunakan dalam pembuatan kertas, tekstil, dan berbagai lapisan. Warnanya putih (tidak berwarna) dan tidak berbau. Hal ini kadang-kadang diberikan sebagai manik-manik atau sebagai solusi dalam air.

2.      Natrium Tetraborat (Boraks)
Boraks adalah campuran garam mineral konsentrasi tinggi  yang mempunyai sifat dapat mengembangkan, memberi efek kenyal, serta membunuh mikroba. Boraks sering digunakan oleh produsen untuk dijadikan zat tambahan makanan (ZTM) pada bakso, tahu, mie bihun, kerupuk, maupun lontong. Keberadaan boraks pada makanan tidak ditoleransi(tidak boleh ada dalam kadar berapapun, red.) karena sangat berbahaya bagi kesehatan, olehsebab itu penggunaan boraks dilarang (tidak ada standar kadar boraks dalam makanan) oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

3.      Polivinil asetat
Polivinil asetat (Bahasa Inggris: Polyvinyl acetate, PVA atau PVAc) adalah suatu polimerkaret sintetis. Polivinil asetat dibuat dari monomernya, vinil asetat (vinyl acetate monomer, VAM). Senyawa ini ditemukan di Jerman oleh Dr. Flitz Klatte pada 1912. Hidrolisis sempurna atau sebagian dari senyawa ini akan menghasilkan polivinil alkohol (PVOH). Rasio hasil hidrolisis ini berkisar antara 87% - 99%. Adapun yang ini adalah yang itu (YIaYIu) dan yang itu bukan yang manapun (YIBYMP).
PVA dijual dalam bentuk emulsi di air, sebagai bahan perekat untuk bahan-bahan berpori, khususnya kayu. PVA adalah lem kayu yang paling sering digunakan, baik sebagai "lem putih" atau "lem tukang kayu" (lem kuning). "Lem kuning" tersebut juga digunakan secara luas untuk mengelem bahan-bahan lain seperti kertas, kain, dan rokok. PVA juga umum dipakai dalam percetakan buku karena fleksibilitasnya dan tidak bersifat asam seperti banyak polimer lain. Lem Elmer adalah merk lem PVA terkenal di Amerika Serikat.
PVA juga sering dijadikan kopolimer bersama akrilat (yang lebih mahal), digunakan pada kertas dan cat. Kopolimer ini disebut vinil akrilat. PVA juga bisa digunakan untuk melindungi keju dari jamur dan kelembapan. PVA bereaksi perlahan dengan basa membentuk asam asetat sebagai hasilhidrolisis. Senyawa boron seperti asam borat atau boraks akan terbentuk sebagai endapan. Boraks inilah yang biasa digunakan untuk menggumpalkan cairan slime.

2.1.6         Jenis Jenis Slime
1.         Original Slime
Ini adalah slime umum atau yang biasa kita jumpai dipasaran atau banyak orang yang membuatnya. Cirinya adalah kenyal dan memiliki warna yang tidak transparan.

2.         Barell O' Slime
Nama yang bagus untuk slime yaitu barell o' slime, yaitu slime yang di buat dengan warna hijau tapi masih mengedepankan sisi terang atau transparan. Biasanya di buat dengan campuran clear glue yang merk pasarannya yaitu o'glue dan diberi pewarna makanan yang cerah.

3.         Clear slime
Slime ini warnya bening. Saya sangat menyukainya, karena terkesan lebih bersih. Slime ini menggunakan bahan berupa clear glue atau lem yang bening atau transparan, jadi tidak menutup kemungkinan hasilnya juga sangat bening seperti kaca. Selain itu slime ini juga tidak di beri pewarna apapun.

4.         Gell slime
Sifatnya kenyal seperti jelly, karena dikasih beberapa bahan seperti jelly tawar yang sebelumnya telah di panaskan terlebih dahulu lalu dicampurkan bersama adonan slime yang akan dibuat. Lem yang di gunakan juga masih menggunakan o' glue.

5.         Milky slime
Dari nama dan gambarnya saja kita tau bahwa milky slime ini merupakan slime yang memiliki warna layaknya susu. Ya benar, karena dalam pembuatannya dikasih bubuk susu tawar, jangan yang manis karena akan menimbulkan semut berdatangan. Selain white milk, Anda yang ingin memberi warna pada slime ini maka bisa menggunakan bahan susu strawberry atau lainnya.

2.1.7        Manfaat Slime
Kalau ditinjau dari segi fungsi, kegunaan slime tidak lain dan tidak bukan sebagai alat permainan jari, atau melatih kelenturan otot-otot jari. Slime bisa  digunakan sebagai alat untuk pembersih keyboard dan benda benda lainnya. Jika kamu yang punya jiwa seni  slime bisa menjadi sebuah hasil karya yang indah dan menawan sehingga bisa menjadi ladang bisnis. Kita tidak menjual kegunaannya tetapi menjual keindahan dan nilai seni yang terkandung didalamnya.
2.2  Kerangka Berfikir
Polivinil asetat merupakan salah satu kandungan yang terdapat dalam lem. Polivinil asetat merupakan perekat yang terdapat pada slime dan memudahkan slime untuk mengangkat debu dan kotoran serta melewati selah yang terpencil.
Natrium tetraborat (boraks) merupakan bahan yang memiliki sifat dapat mengembangkan, memberi efek kenyal, serta membunuh mikroba. Boraks inilah yang menyebabkan lem dapat menggumpal membentuk slime dan menjadikannya kenyal.

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1   Tempat dan Waktu
Percobaan ini dilaksanakan di rumah penulis yang dilakukan sesuai dengan teknik – teknik penelitian. Waktu penelitian dilaksanakan dalam 1 hari. Dilaksanakannya percobaan ini pada tanggal 21 Desember 2016.
3.2  Teknik penelitian
a.       Alat
-          Wadah
-          Pengaduk
b.      Bahan
-          Lem
-          Air
-          Sabun
-          Insto/slime act
-          Pewarna makanan
c.       Cara Kerja
Adapun cara membuat slime yang aman dan mudah yakni sebagai berikut :
1.       Tuangkanlah lem pada wadah, setelah anda menuangkan lem, masukkan  air ke dalam wadah bersama lem lalu di aduk hingga merata sampai merata keseluruh campuran.
2.       Setelah merata, masukkan pewarna makanan secukupnya dan aduk merata
3.       Kemudian, masukkan sabun hingga sedikit menggumpal
4.       Masukkan slime activator pada campuran lem povinal secukupnya. Sambil diaduk-aduk, tuangkanlah sedikit demi sedikit slime activator hingga campurannya betul-betul menggumpal dan menjadi seperti gel.
5.       Slime sudah jadi dan siap untuk membersihkan debu pada keyboard.

  
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1  Hasil Penelitian
Dari penelitian yang dilakukan didapati hasil pembersihan debu dengan slime yang menggunakan boraks.


Jumlah kandungan boraks pada slime
Hasil
Sedikit
Debu yang melekat tidak ada
Sedang
Debu yang melekat banyak
Banyak
Debu yang melekat sedikit


4.2  Pembahasan Hasil Penelitian
Pembersihan debu dilakukukan dengan berbagai cara yang bertujuan untuk mengetahui cara membersihkan debu manggunakan bahan slime. Pembersihan debu dilakukan selama kita membersihkan debu yang ada dengan perbandingan banyak boraks pada slime, itu mempengaruhi dalam menyerap debu. Berdasarkan hasil pembersihan debu menggunakan slime ini adalah slime yang mengandung boraks tidak terlalu sedikit dan tidak terlalu banyak lebih baik hasilnya daripada slime yang mengandung sedikit boraks maupun mengandung banyak boraks. Hal ini menunjukkan bahwa boraks yang digunakan dalam slime itu sedang – sedang saja maka proses pembersihan ini akan semakin bersih.


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1  Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan peneliti menyimpulkan bahwa slime dapat membersihkan bagian sela – sela kecil. Namun, dengan jumlah boraks yang tidak terlalu banyak dapat membersihkan debu lebih bersih dibandingkan dengan boraks yang banyak. Dengan adanya slime, kita dapat mempermudah membersihkan bagian sela – sela dan tidak harus menggunakan kemoceng.

5.2  Saran
Dari hasil penelitian dan pengamatan yang penulis peroleh maka penulis memberikan saran sebagai berikut : 
1.      Diharapkan setelah membaca karya ilmiah ini, para pembaca dapat memacu kreativitas khususnya para anak – anak.


LAMPIRAN FOTO

DAFTAR PUSTAKA
Kemendikbud. 2013. Bahasa Indonesia Wahana Pengetahuan Kelas VII. Jakarta. Kemendikbud
Kemendikbud. 2013. Bahasa Indonesia Wahana Pengetahuan Kelas VIII. Jakarta. Kemendikbud
Kemendikbud. 2013. Bahasa Indonesia Wahana Pengetahuan Kelas IX. Jakarta. Kemendikbud


RIWAYAT HIDUP

Komentar

Posting Komentar