SLIME SEBAGAI BAHAN PEMBERSIH DEBU
Hi teman teman, aku mau berbagi isi dari karya ilmiah remaja buatan aku. xoxo
Kedua orang tua kami yang telah
mendukung baik materi maupun non materil, dan mengarahkan yang terbaik
untuk kami
Guru pembimbingyang selalu
membimbing dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.
Teman – teman dan sahabat – sahabat kami
yang telah membantu dalam penyusunan karya tulis ini dan
memberi semangat sehingga karya ilmiah ini dapat selesai.
Mengapa slime dapat membersihkan debu?
Apa saja alat dan bahan untuk membuat
slime?
Bagaimana cara membuat slime ?
Apa saja komponen yang terdapat dalam
slime yang dapat membersihkan debu?
Dapat mencari alternatif kemoceng serta
kain lap sebagai pembersih debu.
Dapat membersihkan debu di selah selah
yang sulit terjangkau dengan mudah.
Dapat menambah wawasan penulis dan
pembaca tentang slime untuk pembersih debu.
BAB III
SLIME SEBAGAI BAHAN PEMBERSIH DEBU
LEMBARAN PENGESAHAN
JUDUL : SLIME SEBAGAI BAHAN
PEMBERSIH DEBU
NAMA
PENULIS : PUTRI NADYA FAHMY
NAMA
SEKOLAH : SMP NEGERI 2
KARYA TULIS INI DISETUJUI OLEH GURU
PEMBIMBING.
22 Desember 2016
Mengetahui, Menyetujui,
Kepala
Sekolah Guru
Pembimbing
ABSTRAK
Slime
merupakan salah satu produk yang wajib anda coba karena pembersih debu yang
satu ini benar-benar memberikan bukti yang nyata. Gel pembersih ini dapat
digunakan untuk menghilangkan debu yang terdapat diberbagai tempat yang sulit
dibersihkan. Dengan berbagai pilihan warna yang tersedia, anda bisa memilih
salah satu produk dengan warna yang paling anda sukai.warna yang tersedia
adalah warna merah muda, hijau apel, ungu, coklat moka, biru eksotik, kuning,
dan oranye.
Selain
itu, slime merupakan suatu permainan yang sangat di gemari oleh anak-anak
sampai remaja. Bentuknya seperti lumpur dan memiliki tekstur kenyal,
Sedangkan lumpur dalam bahasa inggris disebutnya Slime.Jadi kalau disebut
lumpur sudah tentu tidak enak kedengarannya karena bermain dengan kotoran,
untuk lebih halus bahasanya para penghobinya menyebutnya dengan Slime.
ABSTRACT
Slime is one product that you must try for cleaning dust
this one actually provides tangible evidence. These gels can be used to remove
dust contained in various places that are difficult to clean. With a variety of
color options available, you can choose one of the products with your favorite
colors. colors available are pink, apple green, purple, brown, mocha, exotic
blue, yellow, and orange.
In addition, the slime
is a game that really enjoy doing by children up to teenagers. Shaped like mud
and has a chewy texture, while the mud in English called Slime. So if they say
mud is certainly not bad as it sounds because of playing with dirt, to more
subtle language of the penghobinya call with Slime.
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto :
§ Pengetahuan adalah kekuatan.
§ Lebih baik mencobadaripada tidak sama
sekali.
§ Membaca
adalah sumber kehidupan.
§ Orang
bekerja untuk menyambung hidup, pelajar belajar untuk mendapat ilmu.
§ Mungkin
orang dapat lupa akan sesuatu, tetapi janganlah lupa akan jasa-jasa guru.
§ Hargailah
karya orang lain, karena dengan menghargai karya orang lain berarti menghargai
diri sendiri.
§
Kesuksesan belajar bukan karena
kecerdasan akan tetapi karena kesabaran, kemauan, kesungguhan hati serta
diiringi dua tangan yang tulus kepada Allah SWT.
Persembahan :
Karya
tulis ini penulis persembahkan untuk :



KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Allah Yang Maha Esayang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan karya ilmiah remaja
ini yang berjudul “SLIME SEBAGAI BAHAN
PEMBERSIH DEBU”dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga karya
ilmiah remaja ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun
pedoman bagi pembaca.
Dengan
adanya tugas ini semoga dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca, kami sadar, bahwa sebagai seorang pelajar yang masih dalam proses pembelajarannya, penulisan karya ilmiah
ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu,
kami sangat mengharapkan adanya
kritik dan saran yang bersifat positif, guna penulisan
karya ilmiah yang lebih baik lagi dimasa yang akan
datang.
Dalam
penyusunan karyailmiah ini penulis banyak mendapat bimbingan dan petunjuk dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1.
Ibu Kepala SMPN 2 yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk membuat karya tulis
ilmiah ini.
2.
Ibu Guru Selaku pembimbing yang
telah banyak memberikan dukungan, bimbingan, arahan dan koreksi dalam
pelaksanaan penyusunan karya tulis ini.
3.
Semua guru SMPN 2 yang telah
memberikan dukungan dan kemudahan serta bersedia memberikan informasi kepada
penulis dalam penyelesaian karya tulis ini.
4.
Ibu dan Ayah tercinta yang telah
memberikan doa dan dukungan sehingga kami dapat menyelesaikan karya tulis ini
dengan baik.
5.
Semua pihak yang telah membantu yang
tidak dapat disebutkan satu persatu, sehingga penulis bisa menyelesaikan karya
tulis ini.
6.
Akhirnya, kepada Tuhan Yang Maha Esa
penulis serahkan segalanya, seiring doa agar semua pihak yang telah membantu
mendapatkan balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa dan penulis
mengharapkan semoga karya ilmiah ini bermanfaat dan menambahkan wawasan bagi
kita semua.
22 Desember 2016
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.....................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN........................................................................
ABSTRAK...................................................................................................
MOTTO DAN PERSEMBAHAN..............................................................
KATA PENGANTAR ...............................................................................
DAFTAR ISI ............................................................................................
BAB
I PENDAHULUAN..........................................................................
1.1 Latar Belakang Masalah...................................................................
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................
1.3 Tujuan Penelitian..............................................................................
1.4 Manfaat Penelitian............................................................................
BAB
II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................
2.1 Kajian Teori......................................................................................
2.2 Kerangka Berfikir...........................................................................
2.3 Hipotesis ........................................................................................
BAB
III METEDOLOGI PENELITIAN..............................................
3.1 Tempat dan Waktu...........................................................................
3.2 Teknik Penelitian..............................................................................
BAB
IV HASIL DAN PEMBAHASAN................................................
4.1 Hasil Penelitian................................................................................
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ...........................................................
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN................................................
5.1 Kesimpulan.......................................................................................
5.2 Saran.................................................................................................
DAFTAR
PUSTAKA................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Kegiatan
membersihkan debu di rumah kadang tanpa akhir karena begitu selesai
dibersihkan, permukaan isi rumah segera ditempeli debu lagi.Debu mengandung
partikel-partikel kulit mati, serbuk tanaman kering, sisa-sisa serangga mati,
dan lain-lain.
Tapi bagaimanakah jika kita ingin membersihkan debu di selah selah yang sempit seperti di selah keyboard komputer atau laptop? Pasti susah jika kita memakai kemoceng atau pun kain lap. Walau terdengar simpel, cara membersihkan keyboard laptop secara tepat penting diketahui karena apa pun bisa terjadi ketika berurusan dengan peralatan elektronik. Sebagian besar di antara kita jarang terpikir untuk membersihkan laptop, padahal hal ini seharusnya dilakukan secara rutin.Setiap kali mengetik, jari-jari kita mentransfer noda lemak dan kuman yang tidak kasatmata ke keyboard. Idealnya, Anda perlu membersihkan laptop paling tidak seminggu sekali guna menjaganya selalu higienis.
Tapi bagaimanakah jika kita ingin membersihkan debu di selah selah yang sempit seperti di selah keyboard komputer atau laptop? Pasti susah jika kita memakai kemoceng atau pun kain lap. Walau terdengar simpel, cara membersihkan keyboard laptop secara tepat penting diketahui karena apa pun bisa terjadi ketika berurusan dengan peralatan elektronik. Sebagian besar di antara kita jarang terpikir untuk membersihkan laptop, padahal hal ini seharusnya dilakukan secara rutin.Setiap kali mengetik, jari-jari kita mentransfer noda lemak dan kuman yang tidak kasatmata ke keyboard. Idealnya, Anda perlu membersihkan laptop paling tidak seminggu sekali guna menjaganya selalu higienis.
Tidak
sulit sebenarnya membersihkan laptop, karena kini sudah terdapat alternative
pembersihnya, yaitu slime.
Slime
pertama kali dipelajari pada awal abad 20 saat ilmu polimer sintetis
ditetapkan, penerapan polimer sintetis itu sudah sering kita temui dalam
kehidupan sehari-hari, contoh dari polimer sintetis itu adalah PVC (pipa
paralon, lem), Polietena (kantong plastik), Polipropena (botol plastik), Nilon
(tekstil), Teflon (wajan), Poliester (ban mobil), dan sebagainya.
Pada
tahun 1920, pemenang Nobel, Hermann Staudinger menetapkan dasar dan pemahaman
tentang ilmu polimer. Ia menyarankan model molekul baru untuk polimer dimana
molekulnya membentuk suatu rantai, bukan berdiri sendiri seperti yang dikira
orang-orang sebelumnya. Pada 1928, model molekul tersebut akhirnya dikonfirmasi
oleh dua orang ilmuwan Meyer dan Mark.Mereka mempelajari terus mempelajari
model molekul tersebut sehingga pada akhirnya pada tahun 1930an, model molekul
Staudinger diterima oleh masyarakat dan mulai diterapkan, inilah masa
penggunaan polimer sintetis dalam kehidupan sehari-hari.
Banyak
pabrik yang menjual mainan berbahan polimer seperti Slime selama
bertahun-tahun. Mainan tersebut tidak hanya diketahui sebagai hiburan untuk
anak-anak dan orang dewasa, tetapi juga diketahui dapat membantu mengembangkan
ketangkasan dan kreatifitas. Awalnya mainan ini hanya berbentuk seperti tanah
liat yang dapat dibentuk. Bentuk dari mainan ini terus berubah dan dimodifikasi
seiring berjalannya waktu, seperti penemuan Silly Putty pada tahun 1950an. Pada
tahun 1980an, bermacam-macam mainan Slime mulai dipasarkan. Slime tersebut dibuat
dari bahan-bahan polimer sintetis seperti Polyvinyl Alcohol (PVA, dapat
ditemukan pada lem cair bening), Guar Gums (bubuk yang kaya akan serat) dan
sebagainya.
Dengan
Slime, barang-barang yang susah dijangkau kemonceng bisa dibersihkan dengan
mudah, karena slime itu sifatnya elastis bisa menyesuaikan bentuk.
1.2
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
permasalahan yang diuraikan pada latar belakang diatas, adapun rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah:




1.3
Tujuan
Penelitian
1.3.1
Tujuan Umum
Untuk mengetahui
mengapa slime dapat dijadikan sebagai pembersih debu.
1.3.2
Tujuan Khusus
a. Untuk
mengetahui cara membuat slime yang aman dan baik.
b. Untuk
mengetahui kandungan dan komponen yang terdapat dalam slime.
c. Untuk
mengetahui alat dan bahan yang digunakan untuk membuat slime.
1.4
Manfaat Penelitian



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori
2.1.1
Pengertian Debu
Secara
alamiah partikulat debu dapat dihasilkan dari debu tanah kering yang terbawa
oleh angin atau berasal dari muntahan letusan gunung berapi. Pembakaran yang
tidak sempurna dari bahan bakar yang mengandung senyawa karbon akan murni
atau bercampur dengan gas-gas organik seperti halnya penggunaan
mesin disel yang tidak terpelihara dengan baik.
Partikulat
debu melayang (SPM) juga dihasilkan dari pembakaran batu bara yang tidak
sempurna sehingga terbentuk aerosol kompleks dari butir-butiran tar.
Dibandingkan dengan pembakaraan batu bara, pembakaran minyak dan gas pada
umunya menghasilkan SPM lebih sedikit. Kepadatan kendaraan bermotor dapat menambah
asap hitam pada total emisi partikulat debu.
Demikian
juga pembakaran sampah domestik dan sampah komersial bisa merupakan sumber SPM
yang cukup penting.
Berbagai
proses industri seperti proses penggilingan dan penyemprotan, dapat menyebabkan
abu berterbangan di udara, seperti yang juga dihasilkan oleh emisi kendaraan
bermotor.
1.
Debu adalah partikel padat yang dapat
dihasilkan oleh manusia atau alam dan merupakan hasil dari proses pemecahan
suatu bahan.
2.
Debu adalah partikel-partikel zat padat
yang disebabkan oleh kekuatan-kekuatan alami atau mekanis seperti pengolahan,
penghancuran, pelembutan, pengepakan yang cepat, peledakan dan lain-lain dari
bahan-bahan baik organik maupun anorganik.
2.1.2
Macam-macam
dan Karakteristik Debu
a.
Macam-Macam ;
Secara
garis besar debu dapat dibagi atas 4 macam yaitu:
a. Debu
organik adalah debu yang berasal dari makhluk hidup seperti debu kapur, debu
daun-daunan dan sebagainya.
b. Debu
biologis (virus, bakteri).
c. Debu
mineral merupakan unsur senyawa komplek seperti arang batu, SiO2, SiO3.
d. Debu
metal adalah debu yang di dalamnya terkandung unsur-unsur logam (Pb,
Hg, Cd, dan Arsen).
b.
Sifat dan karakteristik debu ;
Debu
memiliki karakter atau sifat yang berbeda-beda antara lain:
·
Debu fisik (debu tanah, batu, dan
mineral).
·
Debu kimia (debu organik dan anorganik).
2.1.3
Dampak
dari Debu
Partikel
debu selain memiliki dampak terhadap kesehatan juga dapat menyebabkan gangguan
sebagai berikut:
a)
Gangguan aestetik dan fisik seperti
terganggunya pemandangan dan pelunturan warna bangunan dan pengotoran.
b)
Merusak kehidupan tumbuhan yang terjadi
akibat adanya penutupan pori pori tumbuhan sehingga mengganggu jalannya fotosintesis.
c)
Merubah iklim global regional maupun
internasional.
d) Menganggu
perhubungan/ penerbangan yang akhirnya menganggu kegiatan sosial ekonomi di
masyarakat.
e)
Menganggu kesehatan manusia seperti
timbulnya iritasi pada mata, alergi, gangguan pernafasan, dan kanker pada
paru-paru. Efek debu terhadap kesehatan sangat tergantung pada:
·
Solubity (mudah larut)
·
Komposisi kimia
·
Konsentrasi debu
·
Ukuran partikel debu.
2.1.4
Slime
Slime
itu adalah mainan unik yang terbuat dari pencampuran lem (PVC dan PVA) dengan
cairan borax (tenang, borax itu adalah zat yang sama yang terdapat pada deterjen
agan/sista dirumah).
Secara
ilmiah, slime dikategorikan dalam cairan non-newtonian.
Cairan non-newtonian itu adalah sifat cairan yang tidak mengikuti
hukum Newton, dimana hukum Newton itu menyatakan bahwa tingkat kekentalan
cairan itu konstan dan tidak berubah, seperti air akan terus cair dan encer
mengikuti wadah dan menyesuaikan bentuk tak tergantung berapapun tekanan yang
diciptakan pada air tersebut. Nah beda dengan slime, cairan ini tidak seperti
air, tingkat kekentalannya akan berbeda tergantung tekanan yang diberikan pada
cairan ini, misal tekanannya rendah ia akan mengalir secara perlahan, tapi jika
tekanannya tinggi (dibanting, dirobek) ia akan menjadi keras dan tidak cair.
2.1.5
Komponen
Slime
Komponen
dasar slime adalah karet polisakarida guar atau alkohol yang mengandung polimer
(seperti polivinil alcohol), dan ditambah dengan natrium tetraborat. Di
Indonesia sendiri banyak yang bereksperimen untuk membuat Slime menggunakan
bahan polivinil asetat, yang biasanya ada di lem dan ditambah dengan slime activator (bahan yang bisa digunakan untuk
menggumpalkan cairan slime). Ada banyak bahan yang bisa digunakan sebagai slime
activator, contohnya seperti borax bubuk, obat tetes mata, air softlens,
beberapa jenis deterjen cair, deterjen bubuk dan obat sariawan GOM. Hasilnyapun
bermacam – macam, ada yang hanya putih polos, ada juga yang berwarna bening,
warna pelangi dan masih banyak lagi. Berikut penjabarannya:
1. Polinivil Alcohol
Poli (vinil
alkohol) (PVOH, PVA, atau PVAl) merupakan polimer sintetik yang larut dalam
air. Memiliki rumus ideal [CH2CH (OH)]. Hal ini digunakan dalam
pembuatan kertas, tekstil, dan berbagai lapisan. Warnanya putih (tidak berwarna)
dan tidak berbau. Hal ini kadang-kadang diberikan sebagai manik-manik atau
sebagai solusi dalam air.
2. Natrium
Tetraborat (Boraks)
Boraks
adalah campuran garam mineral konsentrasi tinggi yang mempunyai sifat dapat
mengembangkan, memberi efek kenyal, serta membunuh mikroba. Boraks sering digunakan
oleh produsen untuk dijadikan zat tambahan makanan (ZTM) pada bakso, tahu, mie bihun,
kerupuk, maupun lontong. Keberadaan boraks pada makanan tidak ditoleransi(tidak
boleh ada dalam kadar berapapun, red.) karena sangat berbahaya bagi kesehatan,
olehsebab itu penggunaan boraks dilarang (tidak ada standar kadar boraks dalam
makanan) oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
3. Polivinil asetat
Polivinil asetat (Bahasa Inggris: Polyvinyl
acetate, PVA atau PVAc) adalah suatu polimerkaret sintetis.
Polivinil asetat dibuat dari monomernya, vinil asetat (vinyl acetate monomer, VAM). Senyawa ini
ditemukan di Jerman oleh Dr. Flitz Klatte pada 1912. Hidrolisis sempurna atau sebagian dari senyawa ini akan menghasilkan polivinil alkohol (PVOH). Rasio hasil
hidrolisis ini berkisar antara 87% - 99%. Adapun yang ini adalah yang itu (YIaYIu) dan yang
itu bukan yang manapun (YIBYMP).
PVA dijual dalam bentuk emulsi di air, sebagai bahan perekat untuk
bahan-bahan berpori, khususnya kayu. PVA adalah lem kayu yang paling
sering digunakan, baik sebagai "lem putih" atau
"lem tukang kayu" (lem kuning). "Lem kuning"
tersebut juga digunakan secara luas untuk mengelem bahan-bahan lain seperti kertas, kain, dan rokok. PVA juga umum dipakai dalam percetakan buku karena fleksibilitasnya dan
tidak bersifat asam seperti banyak polimer lain. Lem Elmer adalah merk
lem PVA terkenal di Amerika Serikat.
PVA juga sering dijadikan kopolimer bersama
akrilat (yang lebih mahal), digunakan pada kertas dan cat. Kopolimer ini disebut vinil akrilat. PVA
juga bisa digunakan untuk melindungi keju dari jamur dan kelembapan. PVA bereaksi perlahan dengan basa membentuk asam asetat sebagai hasilhidrolisis. Senyawa boron seperti asam borat atau boraks akan terbentuk sebagai endapan. Boraks inilah
yang biasa digunakan untuk menggumpalkan cairan slime.
2.1.6
Jenis Jenis Slime
1.
Original Slime
Ini adalah slime umum atau yang biasa kita
jumpai dipasaran atau banyak orang yang membuatnya. Cirinya adalah kenyal dan
memiliki warna yang tidak transparan.
2.
Barell O' Slime
Nama yang bagus untuk slime yaitu barell o'
slime, yaitu slime yang di buat dengan warna hijau tapi masih mengedepankan
sisi terang atau transparan. Biasanya di buat dengan campuran clear glue yang
merk pasarannya yaitu o'glue dan diberi pewarna makanan yang cerah.
3.
Clear slime
Slime ini warnya bening. Saya sangat
menyukainya, karena terkesan lebih bersih. Slime ini menggunakan bahan berupa
clear glue atau lem yang bening atau transparan, jadi tidak menutup kemungkinan
hasilnya juga sangat bening seperti kaca. Selain itu slime ini juga tidak di
beri pewarna apapun.
4.
Gell slime
Sifatnya
kenyal seperti jelly, karena dikasih beberapa bahan seperti jelly tawar yang
sebelumnya telah di panaskan terlebih dahulu lalu dicampurkan bersama adonan
slime yang akan dibuat. Lem yang di gunakan juga masih menggunakan o' glue.
5.
Milky slime
Dari nama dan gambarnya
saja kita tau bahwa milky slime ini merupakan slime yang memiliki warna
layaknya susu. Ya benar, karena dalam pembuatannya dikasih bubuk susu tawar,
jangan yang manis karena akan menimbulkan semut berdatangan. Selain white milk,
Anda yang ingin memberi warna pada slime ini maka bisa menggunakan bahan susu
strawberry atau lainnya.
2.1.7
Manfaat Slime
Kalau ditinjau dari segi fungsi, kegunaan slime tidak lain
dan tidak bukan sebagai alat permainan jari, atau melatih kelenturan otot-otot
jari. Slime bisa digunakan sebagai alat untuk pembersih keyboard dan
benda benda lainnya. Jika kamu yang punya jiwa seni slime bisa menjadi
sebuah hasil karya yang indah dan menawan sehingga bisa menjadi ladang bisnis.
Kita tidak menjual kegunaannya tetapi menjual keindahan dan nilai seni yang
terkandung didalamnya.
2.2 Kerangka Berfikir
Polivinil
asetat merupakan salah satu kandungan yang terdapat dalam lem. Polivinil asetat
merupakan perekat yang terdapat pada slime dan memudahkan slime untuk
mengangkat debu dan kotoran serta melewati selah yang terpencil.
Natrium
tetraborat (boraks) merupakan bahan yang memiliki sifat dapat mengembangkan, memberi efek kenyal, serta membunuh mikroba. Boraks
inilah yang menyebabkan lem dapat menggumpal membentuk slime dan menjadikannya
kenyal.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu
Percobaan
ini dilaksanakan di rumah penulis yang dilakukan sesuai dengan teknik – teknik penelitian.
Waktu penelitian dilaksanakan dalam 1 hari. Dilaksanakannya percobaan ini pada
tanggal 21 Desember 2016.
3.2 Teknik
penelitian
a. Alat
-
Wadah
-
Pengaduk
b. Bahan
-
Lem
-
Air
-
Sabun
-
Insto/slime
act
-
Pewarna
makanan
c. Cara Kerja
Adapun cara membuat slime yang aman
dan mudah yakni sebagai berikut :
1.
Tuangkanlah lem pada wadah, setelah anda
menuangkan lem, masukkan air ke dalam
wadah bersama lem lalu di aduk hingga merata sampai merata keseluruh campuran.
2.
Setelah
merata, masukkan pewarna makanan secukupnya dan aduk merata
3.
Kemudian,
masukkan sabun hingga sedikit menggumpal
4.
Masukkan
slime activator pada campuran lem povinal secukupnya.
Sambil diaduk-aduk, tuangkanlah sedikit demi sedikit slime activator hingga
campurannya betul-betul menggumpal dan menjadi seperti gel.
5.
Slime sudah jadi dan siap untuk
membersihkan debu pada keyboard.
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Penelitian
Dari penelitian yang dilakukan
didapati hasil pembersihan debu dengan slime yang menggunakan boraks.
Jumlah kandungan boraks pada slime
|
Hasil
|
Sedikit
|
Debu yang melekat tidak ada
|
Sedang
|
Debu yang melekat banyak
|
Banyak
|
Debu yang melekat sedikit
|
4.2 Pembahasan
Hasil Penelitian
Pembersihan debu dilakukukan dengan
berbagai cara yang bertujuan untuk mengetahui cara membersihkan debu
manggunakan bahan slime. Pembersihan debu dilakukan selama kita membersihkan
debu yang ada dengan perbandingan banyak boraks pada slime, itu mempengaruhi
dalam menyerap debu. Berdasarkan hasil pembersihan debu menggunakan slime ini
adalah slime yang mengandung boraks tidak terlalu sedikit dan tidak terlalu
banyak lebih baik hasilnya daripada slime yang mengandung sedikit boraks maupun
mengandung banyak boraks. Hal ini menunjukkan bahwa boraks yang digunakan dalam
slime itu sedang – sedang saja maka proses pembersihan ini akan semakin bersih.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan
pembahasan peneliti menyimpulkan bahwa slime dapat membersihkan bagian sela –
sela kecil. Namun, dengan jumlah boraks yang tidak terlalu banyak dapat
membersihkan debu lebih bersih dibandingkan dengan boraks yang banyak. Dengan
adanya slime, kita dapat mempermudah membersihkan bagian sela – sela dan tidak
harus menggunakan kemoceng.
5.2 Saran
Dari hasil penelitian dan pengamatan yang penulis
peroleh maka penulis memberikan saran sebagai berikut :
1.
Diharapkan setelah
membaca karya ilmiah ini, para pembaca dapat memacu kreativitas khususnya para
anak – anak.
LAMPIRAN FOTO
DAFTAR PUSTAKA
Kemendikbud.
2013. Bahasa Indonesia Wahana Pengetahuan Kelas VII. Jakarta. Kemendikbud
Kemendikbud.
2013. Bahasa Indonesia Wahana Pengetahuan Kelas VIII. Jakarta. Kemendikbud
Kemendikbud.
2013. Bahasa Indonesia Wahana Pengetahuan Kelas IX. Jakarta. Kemendikbud
RIWAYAT HIDUP
KEREN BANGEET
BalasHapus